Minggu, 11 Desember 2011

Experiment



Seribu Wajah Gayus



Senin, 05 Desember 2011

Puluhan Atlet Panahan DKI Terlantar


JAKARTA - Puluhan atlet cabang olahraga Panahan di DKI Jakarta terlantar. Mereka tidak bisa melaksanakan latihan karena keterbatasan alat. Bahkan sarana dan prasarana tempat latihan pun kurang memadai, masih digabung dengan tempat latihan sepakbola di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.


Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) DKI Jakarta, Didi O Affandi mengatakan, hal ini harus diperhatikan karena para atlet panahan ini dibebankan harus mendapatkan emas dalam PON tahun depan.




"Kami dibebankan harus mendapatkan emas dalam PON tahun depan di Riau. Tapi bagaimana bisa mendapatkan emas, kalau atlet kami tidak punya alat yang berstandar internasional. Apalagi kami mau menghadapi Prakualifikasi PON XVIII pada 9 hingga 18 September 2011," ujar Didi di Jakarta, Jumat (21/10/2011).




Oleh karenanya, Didi mengatakan pihak Perpani DKI telah mengajukan surat permohonan pembelian alat-alat panahan sebesar USD35.428 atau sekitar Rp318.8 juta kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta.




Didi juga mengatakan, kegiatan latihan Perpani DKI mulai aktif lagi selama satu tahun ini, setelah beberapa tahun yang lalu mengalami kevakuman. "Namun, tetap saja ada kendala seperti keterbatasan alat panahan untuk dipakai latihan secara intensif. Padahal akan ada sekitar 20 atlet panahan DKI yang akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau pada 9 September 2012," kata Didi.




Pihaknya mengharapkan agar anggaran untuk membeli peralatan panahan bisa segera dipenuhi oleh KONI DKI Jakarta. Sebab, Perpani akan mengadakan pemusatan latihan yang akan dimulai pada 24 November 2011 dan akan dilaksanakan selama 14 hari.




"Mudah-mudahan anggarannya segera dikucurkan KONI DKI. Karena selama ini, Perpani belum mendapatkan bantuan dana sama sekali. Padahal cabang olahraga panahan merupakan aset yang menjanjikan, karena bisa tembus ke olimpiade. Tapi kenyataannya, berjalan terseok-seok," ungkapnya."




Jenis peralatan panahan yang diperlukan untuk tiga tim, yaitu tim recurve, tim nasional dan tim compound. Untuk tim recurve dibutuhkan busur empat set dan anak panah sebanyak 10 lusin dengan masing-masing ukuran yang berbesar.




Sedangkan untuk tim nasional dibutuhkan standard bow 10 set dan 12 lusin anak panah platinum. Serta untuk tim compound membutuhkan peralatan busur jenis ventage ellite plus sebanyak 3 set, busur jenis contender ellite sebanyak 3 set dan anak panah sebanyak 10 lusin.




"Peralatan untuk bertanding harus dipersiapkan mulai sekarang. Mengingat pemesanan dan pengiriman peralatan membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Sebab, semua peralatan panahan itu diimpor dari luar negeri," ujarnya.

(hmr)

Pembangunan Stadion PON Dituding Sarat Korupsi

PEKANBARU - Stadion utama Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dibangun di kawasan Universitas Riau (UR) dinilai sarat korupsi. Selain itu juga tempat pembangunan gedung utama untuk PON ini juga berdiri di atas lahan sengketa.
Inilah yang disuarakan puluhan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pekanbaru yang mengadakan demo di depan DPRD Riau Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru. Mereka menilai dalam pembangunan banyak terjadi rekayasa dan mark up.
Menurut mahasiswa berdasarkan hasil penelitian oleh LSM Indonesia Monitoring Deplopment (IMD) terdapat mark up sebesar Rp400 miliar dari Rp900 miliar yang dianggarkan.
"Dalam penelitian ini ada kerugian negara Rp400 juta.Ini yang kita pertanyakan kemana larinya uang rakyat,” kata Kordinator Lapangan dari HMI Asriantoni kepada okezone, (17/10/2011).
Kejanggalan penggunaan anggaran untuk PON itu, menurut mereka sudah mulai terasa sejak proses pelelangan perencanaan dan manajemen konstruksi. Dan hasilnya pekerjaan tidak sesuai dengan metode pelaksanaan yang dikerjakan oleh Dispora Riau.
"Contohnya, belum lama ini terjadi runtuhnya beberapa tiang kerangka penyangga atap stadion utama. Masalahnya sepele, hanya tertiup angin yang tidak kencang sudah rubuh. Ini menandakan baja yang digunakan tidak standar. Dan proyek ini asal-asalan," imbuhnya.
“Apalagi sebelumnya Kementrian Perdagangan telah membongkar gudang baja banci (tak sesuai SNI) terbesar di Indonesia di Pekanbaru. Baja yang ditemukan Kemendag dengan kerangka yang runtuh di stadion sama percis, ini ada apa," tambah Ketua HMI Pekanbaru Dani Suhlika.
Selain berorasi mengenai proyek bermasalah, mahasiswa juga mengkritik Pemerintah yang membangun stadion utama untuk Sepak Bola berdiri di lahan yang bersengketa.
"Saat ini pemerintah sudah melakukan pembangunan stadion utama, sementara di tempat itu belum ada pembebasan lahan, artinya masih bersengketa. Inikan ilegal," teriak mahasiswa.
Untuk itu mereka berharap agar DPRD Riau selaku yang mengesahkan anggaran harus bertanggungjawab atas anggaran yang ada. Dan DPRD harus membentuk pansus mengenai kasus ini," tutur Dani.
(fit)

Tontowi/Lilyana Selangkah Lagi, Simon Tumbang


MACAU – Tak sampai memakan waktu setengah jam, pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir memastikan satu tiket final. Sedangkan satu pasangan lainnya, Muhammad Rijal/Debby Susanto tumbang.
Tontowi/Lilyana yang bersua pasangan Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam untuk pertama kalinya ini, tak mau santai saat menekan lawannya sejak servis pertama. Meski hanya memenangkan satu smes dan sembilan netting di set pertama, pasangan Indonesia itu berhasi menutup set pertama dengan kemenangan 21-17.
Di set kedua, pasangan Thailand sudah terlihat kehabisan stamina akibat memforsir diri di set pertama. Berbekal pengalaman, Tontowi/Lilyana juga mampu merebut set kedua, sekaligus menyudahi perlawanan Sudket/Saralee dengan kemenangan 21-11 hanya dalam waktu 29 menit..
Indonesia gagal menciptakan All-Indonesia Final di sektor ganda campuran. Pasangan Muhammad Rijal/Debby Susanto harus bertekuk lutut dari pasangan China Taipei, pada pertandingan sebelumnya.
Rijal/Debby, harus terhenti lajunya, setelah ditekuk duet China Taipei, Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing melalui kekalahan rubber set, 21-18 14-21 14-21 dalam pertarungan yang berjalan selama 46 menit.
Tontowi/Lilyana adalah satu-satunya wakil merah-putih yang mampu meraih tiket final Macau Open tahun ini. Pasalnya, wakil terakhir dari sektor tunggal putra, Simon Santoso juga gagal. Simon dibekuk pebulutangkis China, Du Pengyu (17-21 17-21) di semi final terakhir, sore ini.
(raw)

PALEMBANG - Jakabaring Sport City yang sempat hingar bingar dalam enam bulan terakhir mendadak sepi pasca selesainya pesta olahraga SEA Games XXVI di Palembang, Sumatera Selatan.

Hampir tidak terlihat aktifitas yang mencolok di dalam dan sekitar komplek Jakabaring. Saat ini yang tersisa hanyalah suasana yang sepi dan sisa beragam jenis sampah. Rusli Nawi, Kepala satuan tugas Kebersihan dan pengamanan Jakabaring Sport City mengatakan pihaknya saat ini tengah mengembalikan JSC sebagai kawasan yang asri dan bersih seperti sedia kala.

Ia tak menapik bila kawasan tersebut terlihat semrawut usai digelar SEA Games. Pasalnya terdapat tumpukan sampah dan beberapa bagian dari rumput taman mati akibat sering terinjak pengunjung.

"Ini resiko kalau ada event besar. Banyak rumput yang mati akibat ulah tangan jahil dan beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki," kata Rusli Nawi.

Ia menjamin kawasan itu akan kian asri paling lambat hingga dua bulan kedepan. Beberapa bagian yang tampak lusuh seperti di taman depan Gelora Sriwijaya Jakabaring, taman depan Venues serta taman di bundaran Jakabaring.

Demikian juga dengan sarana pendukung dari hajatan itu mulai dikandangkan seperti Golf Car, Bus Angkutan, serta sepeda. Selanjutnya kendaraan tersebut akan segera di fungsikan untuk keperluan angkutan massal yang bersifat komersil.

Kepala dinas perhubungan Sumatera Selatan, Sarimuda mengatakan pihaknya mendapat bantuan 5 unit bis dari kementerian perhubungan yang diperuntukan bagi angkutan dalam komplek JSC.

Kelima unit bus besar itu untuk sementara terpaksa dikandangkan di depan kantornya sembari menunggu kebijakan lanjutan dari pemerintah setempat. Ia mengaku telah mengajukan agar kendaraan itu dapat digunakan bagi angkutan luar kota dengan jarak yang tak terlalu jauh.

"Kita minta agar kendaraan itu dapat dipakai jadi angkutan penumpang jarak dekat. Bukan tidak mungkin akan kita hibahkan pada pengelola BRT transmusi," kata Sarimuda.
(fit)
MACAU - Simon Santoso berhasil mengikuti jejak Taufik Hidayat untuk melangkah ke babak perempatfinal Macau Open 2011.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Cotai Arena, Kamis (1/12/2011) malam WIB, Simon harus menyudahi perlawanan sengit Wong Wing Ki. Simon menang lewat pertarungan tiga set 21-19 22-24 21-12 dalam waktu satu jam, sembilan menit.
Pertarungan ketat terjadi sejak set pertama. Simon seperti kesulitan menghadapi tekanan Wing Ki. Terbukti, sejumlah smes keras pemain asal Hong Kong itu, masuk ke bidang permainan Simon. Beruntung, Simon masih menutup laga ini dengan skor 21-19.
Wing Ki kembali memberikan perlawanan pada set kedua. Sejumlah smes kerasnya tidak mampu dikembalikan oleh Simon. Hasilnya, Simon harus mengakui keunggulan sang lawan lewat skor ketat 22-24.
Simon mencoba bermain lebih taktis di babak ketiga. Kini, giliran smes kerasnya yang berhasil mendapatkan angka. Setelah melewati pertarungan selama satu jam, Simon menutup pertandingan dengan skor 21-1.
Pada babak perempatfinal nanti, Simon menanti pemenang antara Chou Tien-chen, yang berhadapan dengan Kashyap Parupalli.
(hmr)

SBY Temui Peraih Medali SEA Games di Istana

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sore ini melakukan silaturahmi dengan Atlet Peraih Medali dan Panitia SEA Games Ke-26.Acara dilangsungkan di halaman tengah istana Presiden, Jakarta.
Dalam sambutannya, Menteri Pemuda dan Olah Raga, Andi mallarangeng berterima kasih atas kesediaan Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang menyempatkan waktunya untuk menerima para atlet SEA Games Indonesia.
"Menerima bapak presiden, mereka ingin berterima kasih dukungan Presiden dan Ibu Negara, meraih penghargaan dan juara umum di SEA Games," kata Menpora, Senin (5/12/2011).
Ia menambahkan bahwa sebagian dari atlet-atlet yang berprestasi, emas perak perunggu, sebenarnya semua mau hadir, tapi sebagian sudah pulang kampung.
"Karena sudah rindu keluarga dengan daerah-daerahnya," ucapnya.
Andi mengungkapkan kebanggaannya atas dukungan Presiden yang senantiasa selalu mengamati perolehan mendali Indonesia meski sibuk beraktivitas.